Sebetulnya, Mary Jo tak berniat menolak pinangan pernikahan dari Evan, pacarnya. Tapi sebagai seseorang yang ingin menjadi seorang politisi, yang dibutuhkan oleh Evan adalah perempuan yang mudah bersosialisasi. Ibunda Evan terang-terangan mengatakan bahwa Mary Jo tidaklah cocok untuk Evan. Mary Jo pun memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Evan. Tiga tahun kemudian, situasi keluarga Mary Jo tengah dalam keadaan yang buruk. Ayahnya mengalami kegagalan bisnis dan menghadapi kesulitan dalam hal hukum. Mary Jo pun bertekad untuk memohon bantuan pada Evan, yang saat itu sudah menjadi pemimpin dari sebuah kantor hukum yang terkemuka. Evan bersedia membantu Mary Jo, dengan syarat ia bekerja paruh waktu di kantornya itu. Meski sudah tak memiliki hubungan apa pun, sulit bagi Mary melihat Evan bepergian dengan perempuan lain, sampai akhirnya satu ciuman menyatukan perasaan mereka kembali. Namun sungguhkan cinta semata, bisa menyelesaikan segala perbedaan dan masalah?